Sri Asih merupakan salah satu proyek film dari Jagat Sinema Bumilangit. Film ini menjadi film kedua dari proyek tersebut. Film ini menjadi salah satu film berkelas yang menaklukan hati siapapun penonon yang datang untuk menyaksikan film ini.
Saya baru saja menonton Special Screening dari film ini pada tanggal 12 November lalu. Perasaan campur aduk yang saya rasakan saat menonton film Sri Asih membuat saya kesulitan untuk menulis ulasan yang “subjektif” untuk film ini. Namun saya pastikan, ulasan yang akan saya tulis akan berdasarkan kacamata penonton yang subyektif.
Staf dan Sinopsis Untuk Film Sri Asih

- Upi Avianto – Penulis
- Joko Anwar – Produser
- Pevita Pearce – Sri Asih
- Reza Rahadian – Jatmiko
- Jefri Nichol – Tangguh
Seorang gadis yang tumbuh besar berusaha menemukan identitasnya di tengah ketidakadilan yang melingkupinya. Sebagai reinkarnasi dari Dewi Asih, Sri Asih berusaha membawa keseimbangan dalam masyarakat.
Siapa Itu Sri Asih?
Sri Asih merupakan salah satu karakter adisatria asal Indonesia karya R.A Kosasih. Wanita ini muncul pertama kali pada tahun 1954 di komik Sri Asih terbitan Penerbit Melodie, Bandung. Di komiknya, Sri Asih terkenal dengan dewi keadilan karena sifatnya yang serba adil. Ia merupakan karakter adisatria pertama sekaligus adisatria perempuan pertama di Indonesia. Sri Asih juga merupakan adisatria wanita pertama yang memiliki film.

Sri Asih memiliki 3 “titisan”, yakni Nani Wijaya, Rengganis, dan Alana, masing-masing dari mereka memiliki kemampuan yang berbeda. Mereka juga hidup di 3 jaman yang berbeda, hal ini menjadikan bahwa Sri Asih merupakan sebuah titisan yang turun temurun. Sekian deskripsi singkat untuk karakter Sri Asih. Kalau begitu, langsung saja ke ulasan film Sri Asih.
Cerita yang Ringan Tapi Menarik
Film Sri Asih mengadaptasi kisah dari komik dengan judul yang sama. Meski begitu, film ini tidak mengadaptasi langsung komik Sri Asih manapun. Maka dari itu, film ini adalah sebuah awalan yang segar untuk sebuah franchise dan para penonton tidak akan mendapat spoiler apapun dari komik selain kekuatan protagonis dan antagonis dari film ini.

Konten cerita pada film ini cukup ringan dan tidak rumit, sesuai dengan rating PG-13 yang pihak LSI berikan. Penonton yang tidak membaca komik dari Jagat Bumi Langit juga bisa dengan mudah memahami konteks yang film ini berikan. Film ini juga cocok menjadi tontonan anak remaja berusia 13 tahun keatas.
Kisah Sri Asih akan mengikuti jejak Alana, titisan ketiga Dewi Asih (Pevita Pearce) yang juga merupakan MMA wanita yang handal. Kekuatan Sri Asih sudah ia miliki sejak kecil, akan tetapi, seperti yang bisa kita tonton di trailernya, Alana masih harus belajar mengendalikan kekuatan tersebut.
Alana menjadi MMA yang handal dengan bimbingan ibu angkatnya, Sarita Hamzah. Namun ibunya masih terlihat kesulitan untuk membujuk Alana agar bisa mengendalikan kekuatan besarnya itu. Bersamaan dengan hal tersebut, antagonis dari film ini, Roh Jahat telah memulai skemanya untuk membangkitkan antagonis lainnya, Dewi Matahari (Dian Sasto).
Film ini juga memiliki twist yang tidak terduga apabila penonton hanya sekedar menikmati film ini.
Acting dari Pemeran
Jajaran pemeran Sri Asih berhasil memukau penonton dengan komitmennya yang tinggi. Anda akan mudah menilai hal ini saat Anda menontonnya nanti. Karena film ini bergenre action dan sc-fi, maka mayoritas ulasan acting akan berasal dari genre tersebut.

Pevita Pearce adalah pemeran Sri Asih sekaligus protagonis pada film ini. Baru-baru ini, ia memposting behind the scene produksi dari film ini. Aman untuk mengatakan bahwa ia melakukan beberapa adegan laganya tanpa stunt, walau memang ada stunt utama untuk Pevita Pearce. Pevita berhasil berkomitmen dengan peran adisatria ini dengan melatih tubuhnya agar serasi dengan genre yang ia dalami di film ini. Apabila Anda megharapkan adegan action yang seru, Anda tidak akan kecewa dengan film ini.

Ario Bayu sebagai Ghazul, seperti di film Gundala, ia cukup memiliki karakter yang mengintimidasi. Bahkan menurut saya, ia lebih menyempurnakan acting intimidasinya pada film ini. Meski begitu, Ghazul tidak memiliki banyak adegan pada film ini karena film ini berpusat pada antagonis Prayogo Adinegara (Surya Saputra).

Prayogo Adinegara yang diperankan oleh Surya Saputra memiliki “karakter” yang kuat. Acting yang ia berikan pada film ini terlihat maksimal. Bahkan totalitas Surya Saputra sebagai Pranoyo Adinegara bisa Anda tonton di trailer Sri Asih. Peran Prayogo Adinegara di film ini adalah seorang bussinessman yang mengahalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Namun dia juga merupakan seorang ayah yang sangat penyayang.

Kemudian selanjutnya ada Jefri Nichol sebagai Tangguh. Tangguh digambarkan sebagai teman Alana sejak ia kecil. Ia berprofesi sebagai jurnalis yang merekam berbagai kejahatan yang ada di kota. Namun tidak seperti namanya, ia tidak terlalu Tangguh. Tangguh juga menjadi salah satu karakter dengan selingan humor. Humor-humor yang Jefri sampaikan berhasil membuat gelakan tawa dari penonton
Dimas Anggara akan berperan sebagai Kala, salah satu orang yang nantinya akan membantu Alana. Dimas juga melakukan adegan laga walau tidak sebanyak Pevita.
CGI Film Sri Asih
Computer Graphic Images atau CGI adalah teknologi grafis komputer yang berguna untuk membuat efek visual pada video, baik untuk film, siaran televisi, video games, iklan, media cetak, hingga perangkat simulator. CGI adalah salah satu jenis special effect (SFX) yang banyak dijumpai di industri perfilman.

Tim yang mengerjakan efek visual pada film ini patut untuk diacungi jempol. Pasalnya adegan yang menyajikan efek visual yang memukau terutama pada adegan-adegan actionnya. Meski begitu, masih ada satu adegan yang perlu sedikit mereka poles. Selain itu, tidak ada kecatatan yang saya lihat pada efek visual di film ini.
Musik dan Sound Effect
Penempatan efek suara dan musik yang film ini berikan cocok dengan masing-masing adegan. Dukungan musik dan efek suara juga membuat beberapa adegan menjadi lebih hype dan seru. Sama sekali tidak ada konten suara yang menganggu pada film ini.
Tidak terlalu banyak hal yang bisa saya nilai pada efek suara, karena menurut saya, jelas efek suara dan musik pada film ini sudah sangat baik.
Kesimpulan
Saya sebagai penggemar film sekaligus pahlawan super, jatuh cinta pada film Sri Asih karena telah membuat ekspetasi saya terwujud. Saya sangat senang karena akhirnya Indonesia memiliki film pahlawan super wanita. Bahkan film ini memberikan kisah wanita yang tidak atau memberikan gambaran bahwa wanita itu lemah tanpa pria. Menurut saya karakter Sri Asih ini adalah karakter pahlawan yang normal layaknya pahlawan super pria lainnya. Yah tentu saja Sri Asih memiliki kelemahan, namun bukan berarti dia tidak berdaya. Jadi tidak ada agenda rahasia pada film ini.

Sebagai penonton biasa, saya bisa mengatakan bahwa saya sangat menikmati film Sri Asih. Pacing untuk film ini memang cukup lambat, namun penonton tidak akan merasakana hal tersebut karena film ini banyak menyajikan adegan laga dan komedi yang ciamik.
Jadi Anda tidak perlu ragu untuk menonton film ini karena penyajian yang film ini berikan akan tersampaikan dengan baik kepada para penonton. Apalagi jika Anda sedang ingin menonton film laga, saya pastikan Anda puas menonton film ini.
© Jagat Sinema Bumilangit
Ulasan/Review dari
Sri Asih
Sri Asih merupakan salah satu proyek film dari Jagat Sinema Bumilangit. Film ini menjadi film kedua dari proyek tersebut. Film ini menjadi salah satu film berkelas yang menaklukan hati siapapun penonon yang datang untuk menyaksikan film ini.
Pro
- Film Aksi Laga Yang Wajib Kamu Tonton