Baru-baru ini, kabar tak sedap tengah mencuat. Salah satu perusahaan mainan Jepang Good Smile Company, yang menjalankan bisnisnya di Amerika Serikat, telah digugat oleh dua mantan eksekutifnya.
Gugatan tersebut berisi tuduhan bahwa perusahaan tersebut terlibat dalam penghindaran pajak, diskriminasi, dan penjualan figure anime yang menggambarkan seksual anak di bawah umur, yang mereka klaim dapat melanggar undang-undang kecabulan Amerika Serikat.
Mantan karyawan, Guy Brand dan James Young-sik Kim, mengajukan gugatan bersama di pengadilan California setelah Good Smile Company menggugat kedua mantan eksekutif tersebut pada tahun 2020 atas dugaan kasus pelanggaran kontrak dan persaingan tidak sehat.
Brand dan Kim, dalam gugatan bersama mereka, juga menuduh bahwa Produsen mainan jepang tersebut menuduh mendanai situs 4chan yang kontroversial.

Good Smile Company sendiri adalah produsen mainan Jepang yang terkenal dengan figur dan game animenya.
Perusahaan ini telah menciptakan tokoh berlisensi berbentuk Nendoroid dan Figma untuk beberapa franchise populer. Bahkan baru-baru ini perusahaan tersebut juga akan mengusung tema Virtual YouTuber.
Good Smile Company melayangkan gugatan kepada Brand dan Kim
Good Smile Company mengajukan gugatan aslinya pada September 2020. Gugatan tersebut menuduh Brand dan Kim, mencuri informasi rahasia untuk membuat dan mengambil untung untuk perusahaan baru. Perusahaan tersebut kemudian memecat Brand dan Kim.
Gugatan tersebut menuduh Brand dan Kim mengambil keuntungan dari hubungan perusahaan GSC dengan Netflix. Dan secara aktif menciptakan barang dagangan yang bersaing dengan Properti Stranger Things.
Gugatan tersebut mengatakan Brand dan Kim bersekongkol untuk mendorong kesepakatan itu ke perusahaan mereka sendiri, Imaginary People. Kemudian, atas rencana tersebut mereka menggunakan koneksinya dengan Good Smile Company untuk mencuri kontrak.
Kemudian, pada Juli 2021 Good Smile Company kembali melayangkan gugatan dengan beberapa amandemen. Kali ini berisi tuduhan bahwa Imaginary People juga mencuri peluang bisnis dari perusahaan mereka untuk membuat topeng dan topi selama pandemi. Kemudia, perusahaan ini pun mengajukan ganti rugi kepada pengadilan sebesar 2 juta dolar.
Brand dan Kim mengajukan gugatan balik
Pada tanggal 1 September, Brand dan Kim mengajukan gugatan balik bersama mereka. Mereka mengklaim bahwa perusahaan tersebut menjual tokoh anime hiperseksual yang menggambarkan anak di bawah umur termasuk remaja dalam posisi seksual, tanpa batasan usia pembeli.
Brand dan Kim menyebutkan bahwa saat bekerja di GSC, mereka berbicara dengan para pemimpin perusahaan untuk mengungkapkan kekhawatirannya.
Mereka mengungkapkan bahwa beberapa pemegang lisensi, seperti Nintendo, Hasbro, dan Disney kemungkinan menjauhkan diri dari perusahaan setelah melihat produk figur tersebut.
Komentar pihak perusahaan atas kasus ini
Terakhir, perwakilan perusahaan menghubungi situs Polygon, dia pun berkomentar:
“Kasus ini, sebagaimana yang tercantum gugatan Good Smile Company, menyangkut pelanggaran bisnis para terdakwa dengan mengeksploitasi aset dan dana secara tidak semestinya. Memperdagangkan perusahaan untuk keuntungan sendiri, seperti yang tercantum dalam gugatan.
Di sisi lain, tuntutan balik para terdakwa, berdasarkan pada tuduhan palsu dan pencemaran nama baik yang telah terbukti secara sadar.
Namun, perusahaan tidak mengomentari sengketa yang sedang berlangsung, dan bermaksud untuk memperdebatkan kasusnya di pengadilan, bukan di media. Dan itu akan berlaku ketika fakta terungkap di ruang sidang.
Sumber: Poligon