Solo Leveling adalah serial animasi yang memiliki massa yang cukup besar. Seri ini bahkan menjadi viral di Twitter untuk beberapa saat setelah pengumuman adaptasi animasinya.
Namun tak semua orang senang dengan serial ini secara umum, baik manhwa maupun animasinya, terutama para warga Jepang.
Hal ini terjadi karena dalam Solo Leveling, Jepang memiliki wajah sebagai negara antagonis. Sebagian besar karakter minor dan penjahat dalam novel dan webtoon juga tampil sebagai orang Jepang.
Ada juga beberapa adegan di mana serial ini menunjukkan budaya mereka.
Dari sudut pandang pembaca lain, sepertinya tidak aneh, tapi bagi masyarakat Jepang, ini penting.
Bagi mereka, budaya dan sejarah mereka adalah hal yang paling penting dan melihat karakter mereka mendapat image rendahan dalam serial manapun pastinya tidak akan menyenangkan mereka.
Namun, kita tidak boleh lupa bahwa Solo Leveling memiliki versi alternatif yang hanya sudah lama dipasarkan di Jepang.
Pada versi alternatif ini, protagonis berubah menjadi pria Jepang, adegan berubah dari Korea Selatan ke Jepang, para pengkhianat bukan lagi orang Jepang dan menjadi fiksi.
Bangsa, dan karakter Korea Selatan menjadi Jepang. Apakah ini akan menjadi versi yang akan diadaptasi menjadi anime?
Tentang Solo Leveling
Di dunia di mana Pemburu dengan berbagai kekuatan magis bertempur melawan monster yang menyerang umat manusia yang tak berdaya.
Sung Jin-Woo adalah yang terlemah dari semua Pemburu, nyaris tidak bisa mencari nafkah.
Namun, sistem misterius memberinya kekuatan ‘Player‘, membuatnya berada di jalur untuk perjalanan yang luar biasa dan sering kali berbahaya.
Ikuti Sung Jin-Woo saat ia memulai petualangan untuk menjadi eksistensi yang tak tertandingi melalui sistem “Level Up” – satu-satunya di seluruh dunia!
© DUBU (REDICE STUDIO), Chugong, h-goon 2018 / D&C MEDIA