Dengan mulainya tahun ajaran baru di Jepang, banyak siswa berpartisipasi dalam upacara penerimaan mereka (MOS). Namun, semakin jelas bahwa seragam sekolah di Jepang semakin netral terhadap gender, yang merupakan bagian dari gerakan untuk menghilangkan perbedaan gender dalam seragam sekolah, terutama di sekolah negeri. Oleh karena itu, Yahoo! News Japan mewawancarai anggota Perusahaan Seragam Sekolah Kankou, sebuah perusahaan yang memproduksi seragam sekolah di seluruh Jepang, terkait hal ini.

“Kecepatan tren seragam netral gender ini telah meningkat sangat pesat, sehingga dalam beberapa tahun terakhir, pengenalan seragam ini telah meningkat dua kali lipat. Secara khusus, pengenalan seragam netral gender ini telah mulai lebih awal di daerah perkotaan, dengan 60-70% sekolah menengah di perkotaan memperkenalkan seragam ini.” Ucap general manager perusahaan.

Meskipun ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan, seragam tanpa gender ini mempertimbangkan siswa yang tergolong gender minoritas. Seragam tanpa gender ini juga semakin meluas, yang sepenuhnya menghilangkan perbedaan gender. Tersedia dalam berbagai ukuran dan tidak berbeda satu dengan lainnya, sehingga pengguna dapat mengubah pengaturan tombol depan ke kiri dan ke kanan.
Situasi ini mengundang komentar prihatin dari orang Jepang:
- “Oh tidak, rok mungkin akan segera punah.”
- “Mereka itu anak sekolah, tetapi pakaian itu membuat mereka seperti orang tua .”
- “Wanita jelek cenderung memakai celana.”
- “Seragam sekolah ‘sailor’ tapi dengan celana terlihat menyedihkan.”
- “Pada akhirnya, rok hanya akan bertahan di manga dan hentai.”
- “Siswa SMA kehilangan kebebasannya hanya karena mereka ingin menyenangkan kaum minoritas.”
- “Saya tidak tahu, sepertinya bagus untuk saya. Celana akan lebih menonjolkan pantat wanita.”
- “Mengapa mereka tidak membiarkan anak laki-laki memakai rok?”
- “Yah, saya akan menyetujui gagasan berjalan dengan celana di musim dingin. Tapi, di musim panas?”
Sumber: Yaraon!