Sebuah artikel dari Excite News mengulas polemik yang timbul dalam konteks Pasar Komik (Comiket). Menurut media Jepang tersebut, acara ini berhasil menarik lebih dari 260.000 peserta dalam rentang dua hari. Namun, sayangnya, semangat positif ini tercoreng oleh isu yang memunculkan keprihatinan. Isu tersebut adalah prilaku voyeuristik sejumlah fotografer yang hadir dalam suasana cosplay.

Laporan dari Excite News memberikan pandangan yang mendalam mengenai peristiwa ini. Peristiwa ini juga telah menimbulkan perbincangan hangat di media sosial. Kebanyakan perbincangan hangat tersebut menyoroti kebutuhan untuk menjaga lingkungan yang penuh hormat dan aman dalam konteks acara yang memiliki simbolisme tinggi ini.
“Pada akhir minggu lalu, Pasar Komik (Comiket) edisi ke-102 menarik partisipasi lebih dari 260.000 individu selama dua hari. Meskipun suasana acara berlangsung dengan tertib, sorotan kini tertuju pada fotografer dengan niat voyeuristik yang menuai kritik di berbagai platform media sosial. Sesegera setelah ini, peristiwa ini menciptakan kontroversi langsung. Salah satu daya tarik utama dari Comiket adalah lokasi cosplay yang menjadi sorotan. Tercatat tiga area tersedia untuk mengabadikan peserta cosplay, dan sepanjang hari, mulai dari pukul 13.00, tempat tersebut ramai oleh aktivitas tersebut.”
Perilaku Buruk Apa Yang Tertangkap Basah di Comiket 102?
“Kendati demikian, terdapat sejumlah fotografer voyeuristik yang sayangnya mengabaikan ‘pedoman fotografi’ yang telah panitia berikan. Bahkan, mereka melanggar aturan ini berulang kali selama dua hari berlangsung. Contoh pertama ada pada tanggal 12 Agustus. Pada saat itu, ada seorang reporter melanjutkan peliputannya tentang Comiket. Tiba-tiba, ia menemukan seorang pria paruh baya yang masih menunjukkan perilaku mencurigakan. Pria tersebut memegang kamera digital kompak, menutupi kedua telinganya dengan penutup kepala, serta mengenakan topi.”

“Pada saat yang sama, seorang cosplayer berpakaian sebagai kelinci dengan celana ketat berbahan jaring berjalan di depannya. Sedangkan pria tersebut mengikutinya dengan sangat dekat. Dari pandangan samping, terlihat bahwa pria tersebut memegang kameranya di posisi pinggang dan layar kamera menampilkan mode perekaman video. Dengan kata lain, pria tersebut merekam bagian belakang dari kostum kelinci yang gadis tersebut kenakan. Tentu saja ini adalah suatu tindakan yang jelas-jelas dilarang oleh panitia penyelenggara Comiket.”
“Aturan-aturan terkait fotografi dalam Comiket dengan tegas mengatakan bahwa dilarang untuk merekam tanpa izin dari subjek yang difoto, dilarang pula merekam dengan cara yang tidak terdeteksi oleh orang lain, serta dilarang mengambil foto-foto voyeuristik. Ketika reporter menanyakan kepada cosplayer apakah dia memberikan izin kepada pria tersebut untuk merekamnya, dia dengan tegas membantah. Sang reporter lantas menunjuk pada tindakan tersebut, dan pria tersebut dengan buru-buru berbalik arah, segera mematikan kameranya. Reporter tersebut berhasil menangkap tangannya dan menghentikannya, pria tersebut pun meminta maaf dengan sungguh-sungguh, dan ia mengaku akan menghapus semua rekaman video yang telah diambilnya, serta meminta maaf kepada semua yang hadir.”
“Kemudian, cosplayer tersebut ikut campur dalam percakapan, ia menyatakan, ‘Kami akan segera masuk ke ruang ganti, jadi saya tidak ingin membuang waktu dengan ini. Saya akan memberikan maaf pada kali ini, asalkan Anda bersedia untuk menghapus semua rekaman video dan berjanji bahwa insiden semacam ini tidak akan terulang,’ lalu ia meminta reporter untuk melepaskan pria tersebut.”
Hal Ini Bahkan Terjadi Sebanyak Tiga Kali
“Reporter yang sama melaporkan bahwa dia menyaksikan perilaku semacam ini terjadi tiga kali pada hari yang sama. Hal ini termasuk pengambilan rekaman video yang tidak sah dari antrian dan bahkan dari jarak yang sangat dekat dengan para cosplayer. Dia mencoba menarik perhatian cosplayer dan mengingatkan mereka untuk tetap waspada terhadap situasi semacam ini. Namun kenyataannya adalah kasus semacam ini ternyata bukanlah hal yang jarang terjadi.”
“Pengguna internet yang aktif di platform jejaring sosial mengungkapkan rasa kemarahannya terhadap keberadaan prilaku voyeuristik di lingkungan Comiket. Mereka menilai bahwa mengambil foto dan rekaman jenis ini merupakan tindakan kriminal, dan mereka sangat terkejut melihat jumlah individu yang terlibat dalam perilaku semacam ini terus bertambah dari tahun ke tahun dalam acara ini. Walaupun terdapat staf dan petugas polisi yang bertugas di lokasi, sering kali situasi semacam ini terlewatkan dan pelaku akhirnya dapat menghindar tanpa konsekuensi yang memadai.”
Sumber: Excite News