Portal Jepang Yahoo! News Japan melaporkan bahwa Kantor Paten Jepang sepenuhnya menolak laporan Shueisha. Permintaan laporan penerbit Shueisha ini terkait pendaftaran pola haori Tanjirou Kamado dari Kimetsu no Yaiba sebagai kekayaan intelektualnya.
Alasan mereka mendaftarkan haori ini adalah karena desainnya terlalu sederhana dan bisa disalahgunakan banyak oknum serta untuk melindungi diri.

Kantor Paten Jepang mengeluarkan pemberitahuan alasan penolakan. Dalam penolakan tersebut menginformasikan bahwa merek dagang tidak dapat didaftarkan, karena pola kotak-kotak Tanjirou Kamado terlalu general.
Shueisha pun menjawab dengan tulisan pendapat. Di samping itu, keputusan Kantor Paten Jepang tidak dapat mereka batalkan dan keputusan juga telah muncul.

“Desain tidak lebih dari desain dekoratif dalam penggunaan biasa.”
“Kimetsu no Yaiba berdasar pada serial manga karya Koyoharu Gotouge. Karya aslinya telah terbit di majalah Weekly Shonen Jump milik Shueisha. Ini menggambarkan pertempuran sengit antara setan dan manusia, dan populer dengan orang-orang dari segala usia.”
Kimetsu no Yaiba Sebagai Anime Besutan Shueisha Tersukses

Menurut data box office pada 26 September, film “Kimetsu no Yaiba: Mugen Ressha-hen” telah meraup lebih dari 40 miliar yen, menjadikannya film terlaris sepanjang masa di Jepang.
Season 2 yang berjudul Kimetsu no Yaiba: Yuukaku-hen, akan mulai tayang pada tanggal 5 Desember, dan tidak ada tanda-tanda bahwa momentumnya telah berkurang.
Karakter utama, Tanjirou Kamado, mengenakan haori kotak-kotak hijau dan hitam di banyak adegan dalam drama, yang merupakan pola mencolok dan khas dalam Kimetsu no Yaiba.
Pada Juni 2020, Shueisha, penerbit manga aslinya, mengajukan aplikasi merek dagang ke Kantor Paten Jepang untuk pola pakaian 6 karakter utama dalam Kimetsu no Yaiba, termasuk Tanjirou.
Produk yang terlindungi oleh perlindungan merek berkisar dari casing ponsel cerdas, perangkat lunak game, pakaian, dan handuk.
Shueisha mengatakan dalam sebuah wawancara dengan HuffPost Jepang:
“Kami telah mengajukan merek dagang untuk desain. Juga membatasi jumlah warna dan bentuk yang berasal dari karya dan produk yang kami tunjuk untuk menghindari sejumlah besar produk berbahaya dan ilegal.
Menyalin produk bisa menyebabkan kebingungan dan kekhawatiran bagi penggemar. Kami melakukan ini untuk melindungi distribusi produk asli.”
Pada 3 Juni 2021, pola haori miliki Giyuu Tomioka, Shinobu Kochou, dan Kyoujurou Rengoku telah terdaftar sebagai merek dagang.
Selanjutnya, pada tanggal 26 Mei, Kantor Paten Jepang mengeluarkan pemberitahuan alasan penolakan yang menyatakan bahwa merek dagang tersebut tidak dapat Shueisha daftarkan untuk 3 karakter di antaranya Tanjirou Kamado, Nezuko Kamado dan Zenitsu Agatsuma.
Saat ini hanya pendaftaran haori Tanjirou yang sepenuhnya telah tertolak oleh Kantor departemen yang bertanggung jawab.