Meskipun game online memberikan kesenangan selama berjam-jam, faktanya game online sendiri menyebabkan ketergantungan dan kecanduan. Bahkan, kecanduan game online ini sudah banyak terjadi pada lansia.
Mengingat era digital yang semakin maju, bermain game telah menjadi rutinitas berbagai kalangan dari mulai anak kecil hingga dewasa bahkan lansia sekalipun.
Melansir Yahoo Jepang, terdapat banyak kasus yang terjadi akibat kecanduan game online, salah satunya kasus berikut:
Kasus akibat kecanduan game online
Pada awalnya, pria itu melihat Mohjang sebagai hobi, hingga ia menemukan bahwa ia dapat memainkannya secara online berkat smartphone-nya.
Hal ini terutama diakibatkan oleh pandemi COVID-19, menyebabkan salah satu tempat bermain Mohjang tutup.
Kekhawatiran itu terjadi ketika putri lelaki berusia 45 tahun itu berhenti menghabiskan waktu bersama ayahnya, berkat penyebaran virus saat itu.
Namun semuanya menjadi lebih buruk ketika ia diam-diam melihat teleponnya dan menemukan pesan dari seorang wanita yang merupakan teman bermainnya dan meminta bantuan untuk pergi keluar.
Akhirnya, ia menyebutkan bahwa ia mencoba berbicara dengan ayahnya tentang kemungkinan kecanduannya, tetapi ia hanya menjawab “Jangan ganggu saya”.
Dalam kasus lain, seorang wanita Jepang berusia 69 tahun menyebutkan bahwa suaminya mulai bermain video game online sekitar enam bulan yang lalu.
Game dewasa ini adalah tentang kacamata realitas virtual, di mana ia menagihnya 50.000 yen (sekitar 6.2juta Rupiah).
Bahkan, suaminya berkata “Saya tidak selingkuh, hanya saja libido saya sebagai seorang pria sangat kuat.”
Wanita itu mengatakan bahwa ia hidup dengan uang pensiun, dan invoice game mengkhawatirkan wanita itu tentang anggaran rumah tangga.
Kecanduan game berakibat pada kesehatan mental dan fisik
Kesimpulannya, kecanduan game online akhir-akhir ini dapat menyerang siapa saja bahkan lansia sekalipun.
Direktur Klinik Perawatan Mental Okumura, Ayumu Okumura, menyebutkan berbagai efek akibat kecanduan game online kesehatan mental maupun kesehatan fisik.
“Semakin banyak orang terkena berbagai rangsangan dalam video game, yang menyebabkan kesenangan yang sama untuk mengkonsumsi permen dan minuman beralkohol untuk jangka waktu yang lama.
Hal ini serupa dengan makan dan minum sehari itu sehat, tetapi konsumsi informasi yang terus-menerus melelahkan otak karena penuaan dan jika kerja otak berlebih menumpuk, kerusakannya akan meningkat.
Jika otak Anda bekerja terlalu keras mengurangi fungsi saraf otonom, Anda akan kehilangan kendali atas pikiran dan tubuh Anda.
Dia tidak akan termotivasi dan akan bermasalah untuk melakukan apa saja, mulai dari pusing, nyeri bahu, gangguan tidur, dll.”
Sumber: Yahoo! Jepang