User Twitter Jepang @Romly mere-tweet postingan dari salah satu public figure Jepang, Kaede Nogiwa.
Kaede Nogiwa telah menerbitkan manga seperti Futar dake no Heya (A Room for Only Two), Mushoku Tensei: 4-koma ni Nattemo Honki Dasu.
Selain itu, ia juga menerbitkan hentai bergenre lolicon Otouto Senyou (Sister Complex).

Salah satu hal yang menarik dalam publikasi Kaede Nogiwa yaitu tentang keluhannya mengenai ilustrasi erotis lolicon yang tersebar jejaring sosial. Ia pun menulis cuitan sebagai berikut:
“Saya tidak berpikir kita harus mengatur konten dari apa yang kita gambar, tetapi saya tidak ingin melihat loli dua dimensi di media sosial tanpa sensor.
Sulit untuk mengklaim bahwa kami sama sekali tidak berbahaya tanpa menyatakan posisi kami terhadap kekerasan seksual anak.” tulis Nogiwa di Twitter.
Di sisi lain, pengguna twitter @Romly menyinggung foto sampul twitter Kaede Nogiwa. Foto sampul menyertakan ilustrasi loli dalam pose sensitif, yang bertentangan dengan apa yang ia tulis.
Isu regularisasi industri manga dan anime saat ini sedang menjadi tren karena usulan dari Partai Komunis Jepang.
Partai tersebut tengah berusaha untuk mendapatkan suara mayoritas dalam pemilihan umum berikutnya pada tanggal 31 Oktober di Jepang.
Parlemen Jepang mengungkapkan, “Meskipun undang-undang saat ini tidak mengatur apa yang disebut “tidak ada pornografi anak” seperti manga, anime, dan game, Jepang telah dinobatkan secara internasional sebagai salah satu produsen manga, anime, infografis, video, dan game online terkemuka yang mewakili pornografi Anak yang sangat kejam.”
Sumber: Twitter