Monogatari Series, tidak diragukan lagi merupakan salah satu seri masterpiece baik di Light Novel maupun adaptasi animenya. Lalu suatu hari, pada saat saya sedang melintasi salah satu rak komik di toko buku, mata saya tertuju pada salah satu komik yang menarik perhatian saya, yaitu komik Bakemonogatari.
Sebagai fans Monogatari Series, tanpa berpikir terlalu panjang saya ambil dan beli komiknya. Dan sampai sekarang, sudah ada 7 volume dari komiknya yang terbit di Indonesia.
Karena jika menunggu sampai tamat akan sangat lama, oleh karena itu saya akan mengulas komiknya terbitan Indonesia sampai di volume ketujuh saja.
Tentang Bakemonogatari
Koyomi Araragi, seorang siswa sekolah menengah tahun ketiga, berhasil selamat dari serangan vampir dengan bantuan Meme Oshino, seorang pria aneh yang tinggal di sebuah bangunan yang tertinggal.
Meskipun selamat dari vampir dan sekarang menjadi manusia kembali, beberapa efek samping seperti kemampuan penyembuhan manusia super dan peningkatan penglihatan masih tetap ada.
Terlepas dari itu, Araragi mencoba menjalani kehidupan sebagai siswa normal, dengan bantuan temannya dan ketua kelas, Tsubasa Hanekawa.
Ketika teman sekelasnya Hitagi Senjougahara jatuh dari tangga dan selamat oleh Araragi, anak laki-laki itu menyadari bahwa gadis itu tidak memiliki bobot dan berat tuuh yang wajar.
Terlepas dari ancaman Senjougahara, Araragi bersikeras membantunya, memutuskan untuk meminta bantuan Oshino, pria yang pernah membantunya dengan kesulitannya sendiri.
Melalui beberapa kisah yang melibatkan setan dan dewa, Bakemonogatari mengikuti Araragi saat ia mencoba membantu mereka yang menderita penyakit supranatural.
Cerita yang Fresh dari Light Novel dan Animenya
Salah satu kekhawatiran saya sebelum saya membaca komiknya adalah “Apakah Ceritanya akan Disampaikan dengan Baik?”.
Karena seperti yang sudah kita ketahui jika sudah menonton anime atau membaca Light Novelnya, cerita dari Monogatari Series banyak memiliki adegan “Ngelantur Bermakna” yang sangat fokus dan berat ke arah percakapan antar karakternya.
Untungnya, adaptasi manganya masih bisa mengeksekusi ceritanya dengan lumayan baik. Komedi dan permainan katanya meski diterjemahkan ke bahasa Indonesia pun juga masih dapat diterima.
Namun jika saya harus membandingkan manga ini dengan light novel dan animenya dari segi cerita, manganya masih berada di beberapa level di bawah light novel dan animenya.
Lalu untuk saya pribadi, ada hal menarik lagi yang membuat adaptasi manganya lebih unik dari adaptasi lainnya, yaitu penyesuaian cerita dengan masa sekarang. Maksudnya Gimana?
Jadi ada beberapa penyesuaian cerita yang menggunakan latar waktu di masa sekarang. Salah satunya adalah penggunaan handphone touch-screen daripada handphone lipat seperti di animenya.
Meski begitu, hal ini sebenarnya tidak terlalu berpengaruh pada ceritanya. Hanya saja menurut saya hal ini membuat manganya memiliki hal yang baru sehingga tidak membuat saya yang sudah menonton animenya merasa bosan dengan cerita yang sama.
Art yang Menakjubkan
Hal yang paling menarik perhatian saya dari manganya adalah dari segi artnya yang menurut saya sangat menakjubkan oleh Oh! Great-sensei.
Bagi yang belum tahu, Oh! Great!-sensei merupakan mangaka yang membuat manga Air Gear dan tenjou Tenge yang telah mendapatkan adaptasi animenya sekitar lima belas tahun yang lalu.
Oke, mari kita kembali lagi dengan ulasan manga Bakemonogatari. Mungkin ada beberapa kalian yang takut dengan sensor dari komik Bakemonogatari di Indonesia.
Karena seperti yang kita tahu, masalah penyensoran cukup parah di Indonesia. Namun untungnya, penyensoran tidak terlalu parah untuk seri ini di Indonesia.
Ya, tetap saja sih ada beberapa sensor di sana-sini, tapi tenang saja karena kalian akan tetap puas dengan art indah yang ada di komiknya.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, tentu saya cukup merekomendasikan komik Bakemonogatari untuk kalian baca. Apalagi aksesnya di Indonesia sekarang sudah sangat gampang.
Lalu jika kalian bertanya, “Jika sudah nonton animenya, apakah tetap worth-it?”. Jawaban saya adalah masih sangat worth-it.
Ceritanya fresh dan tidak membosankan, lalu panel art manganya juga sangat enak untuk dilihat dan cocok menjadi koleksi.
Ditambah lagi jenis kertas yang digunakan adalah book-paper, bukan kertas koran yang sering sekali membuat tangan pembaca hitam-hitam.
Tapi tetap saja, sama seperti animenya, Bakemonogatari mungkin tidak cocok untuk beberapa kalangan pembaca.
Kalian tidak kuat dengan narasi dan percakapan panjang dan harus mikir? Komik Bakemonogatari mungkin bukan jawaban untuk kalian.
Untuk yang bisa dengan cerita seperti itu, tunggu apa lagi, coba beli dan rasakan sendiri bagaimana keseruan dari komik Bakemonogatari.
Ulasan/Review dari
Komik Bakemonogatari (Terbitan Indonesia)
Secara keseluruhan, dengan cerita yang fresh dan art yang sangat menawan, tentu komik Bakemonogatari cukup saya rekomendasikan untuk kalian baca.
Pro
- Cerita yang fresh
- Art yang sangat menawan
- Penyensoran yang minimalis
Kontra
- Tidak cocok untuk dibaca oleh beberapa kalangan
- Gore yang mungkin kurang nyaman dilihat oleh beberapa orang