Hai, buat artikel kali ini saya nulisnya gak terlalu formal ya. Yah mengingat artikel ini bersifat fun dan gak terlalu serius. Walau begitu, saya akan tetap menulis artikel ini dengan penuh hati-hati dan benar-benar seusai dengan pengalaman saya di acara Comifuro 15 kemarin.
“Salah satu event pop-culture terbesar di Indonesia akhirnya datang juga. Gelaran Comic Frontier atau Comifuro sudah 15 kali hadir di Indonesia. Setelah melakukan event secara daring pada tahun lalu, akhirnya Comifuro kembali hadir secara luring!”, kurang lebih seperti itulah gambaran yang saya berikan kepada pembaca pada hari Jum’at tanggal 23 September 2022 yang lalu.
Gelaran Comifuro tahun ini cukup memiliki warna yang berbeda. Hari pertama Comifuro memiliki warna yang mungkin sedikit mencekam dan seram. Sebut saja membludaknya pengunjung hingga kekacauan serta misscomunication panitia yang terjadi sejak pagi hari.
Pengalaman Penulis Sebagai Individu Media
Saya sendiri mengalami kesulitan untuk mengambil ticket untuk media pass. Memang sehari sebelum acara, saya sudah mendapat brief dari penanggungjawab media. Sayangnya pada saat itu saya merasa sudah cukup mendapat informasi yang konkrit, padahal sebenarnya belum. Dan saya pun akhirnya merasa kurang informasi pada hari pertama Comifuro 15.
Salahnya saya pada hari pertama tersebut juga adalah merasa panitia mengetahui segalanya (yang padahal tidak). Seperti yang sudah saya tulis di atas, saya sudah mendapat brief dari salah satu penanggungjawab media tentang lokasi pengambilan media pass, namun saya tidak dapat menemukan lokasi tersebut.
Sebelum membaca lebih lanjut, saya ingin memberitahu bahwa penanggungjawab media memberitahu saya bahwa media-pass ada di meja informasi (depan pintu masuk hall bagian dalam).
Alhasil saya pun bertanya kepada panitia yang berkeliling. Nah, pada saat inilah saya mengetahui kurang komunikasi antar panitia. Saya bertanya sebanyak 3 kali, terkait lokasi pintu masuk hall bagian dalam. Ketiga panitia tersebut memberi jawaban yang berbeda. Alhasil saya pun mencari sendiri dimana lokasi tersebut berada.
Sampailah saya di depan pintu hall bagian dalam. Disana ada keamanan dan staff yang menjaga, tentu saja saya langsung memberikan bukti bahwa saya adalah tim media dan meminta kesediaan mereka untuk memasukan saya ke dalam hall agar saya bisa mengambil media pass di meja informasi. Akan tetapi keamanan dengan tegas mengusir saya. Yah walau nadanya keras saya yakin itu bukanlah masalah, karena saya tahu keamanan pada saat itu sedang mengalami pagi yang cukup sulit.
Pada akhirnya saya pun berdiri di depan pintu hall tersebut sambil menghubungi pihak penanggungjawab media. Beruntung tak lama setelah saya hubungi, penanggungjawab media akhirnya datang dan memberi klarifikasi pada keamanan bahwa saya adalah tim dari media.
Setelah mendapat pass media, semua hal menjadi mudah. Tentunya kami memiliki akses untuk keluar masuk pada pintu manapun dan kami juga memiliki akses untuk mendokumentasi seluruh rangkaian acara. Ohiya, saya yakin teman-teman media yang lain mengalami hal yang serupa dengan saya. Tapi tidak apa-apalah, kita semua harus mengakui bahwa pada hari pertama acara, suasana sangat ramai dan tidak terkendali.
Tentang Hari Pertama Comifuro 15
Comifuro (CF) hari pertama penuh dengan drama. Hal ini tidak bisa terbendung mengingat CF adalah yang cukup besar dan komunitas anime yang membengkak pasca pandemi. Dari kacamata media, memang saya tidak memiliki keluhan selain beberapa hal yang tertulis diatas. Namun, para pengunjung tentu sangat kecewa dengan kurang efektifnya panitia berkerja.
Yah walau begitu menurut saya, kedua pihak memiliki kesalahan yang sama. Menyerang sebuah event dengan ucapan yang kasar tanpa ada saran yang membangun sama saja bohong. Sementara itu untuk para panitia CF seharusnya tahu bahwa CF adalah event yang besar, maka dari itu, seharusnya panitia mengantisipasi hal ini dengan membuka lowongan volunteer yang lebih banyak dan kompeten.
CF juga memiliki 2 hall, hall CF dan foodcourt. Awalnya saya mengira bahwa kedua hall ini akan disambung, namun ternyata tidak. Hall 9 dan 10 memiliki sekat yang cukup besar, jadi hal ini seakan memberitahu kita bahwa apabila ingin ke foodcourt, Anda harus keluar terlebih dahulu. Dan apabila Anda keluar dari hall 10, anda harus berputar dan mengantre kembali untuk masuk ke hall 9. Jadi kesimpulannya, regulasi yang panitia lakukan sangatlah tidak praktis dan membuang-buang waktu.
Ada yang menunjukan bahwa beberapa pengunjung yang berinisiatif untuk mengantre di basement. Padahal antrean bukan dari sana. Namun, beberapa yang lain mengatakan bahwa memang benar antrean harus pengunjung lakukan dari basement. Yang benar yang mana? Ya hanya tuhan yang tahu, hahaha.
Meski begitu, sepulang dari acara pada hari pertama CF saya mendapati banyak video saran untuk CF kedepannya. Sayangnya hal tersebut tertutupi oleh ejekan dan cemoohan yang malah viral di sosial media. Sepulang dari acara CF hari pertama, saya berbincang dengan tim saya bahwa malam ini akan ada evaluasi besar-besaran. Dan yah….
Hari Kedua Comifuro 15
Seperti yang sudah saya tulis sebelumnya, saya dan teman-teman dari tim saya sudah menduga bahwa akan ada evl besar-besaran di malam pada CF hari pertama. Dan benar saja, pada pagi di hari kedua CF, panitia memberikan keterangan bahwa akan ada beberapa hal yang akan mereka ubah. Yang mana alhasil tentu saja hal tersebut membuat acara ini semakin kondusif.
Sayangnya, orang-orang yang sebelumnya mencemooh CF di hari pertama, tak berani memuji CF di hari kedua yang lebih kondusif dan rapih.
Unik sih, pada hari kedua CF, sudah ada pengunjung yang mengantre sejak pukul 05.00 pagi (bahkan ada yang lebih pagi lagi).
Yap benar saja, hari kedua CF menjadi sangat kondusif dan lebih rapih. Hal ini terjadi berkat saran dari para pengunjung dan kerjasama panitia yang telah melakukan evaluasi. Saya dari tim panitia Area Anime harus memberika applause yang sebesar-besarnya untuk hal ini. Saya sangat-sangat menikmati acara pada hari kedua CF.
Menurut saya, pengunjung di hari kedua tidak kalah banyak. Hanya saja tidak terlihat padat karena panitia CF 15 membuka akses untuk hall 9 dan 10. Jadi pengunjung pada hari kedua CF 15 bisa leluasa berjalan-jalan.
Cosplayer Yang Hadir
Cosplayer yang hadir pada acara ini sangat baik dan ramah. Kebanyakan dari mereka merupakan cosplayer yang baru terjun ke dunia cosplay pada tahun 2022. Hal ini saya ketahui dari perbincangan singkat yang kami lakukan. Tidak hanya cosplayer amatir yang hadir pada acara ini. Cosplayer kondang juga hadir pada acara ini.
Sebut saja, Larrisa Rochefort dan Punipun serta Matcha Mei. Saya berkesempatan untuk bertemu dua dari cosplayer tersebut. Sayangnya saya hanya berfoto dengan Larrisa saja, hehe.
Kesimpulan, Saran, Dan Harapan
Gelaran CF 15 sangat berbeda dengan 14 CF sebelumnya. Seperti yang sebelumnya saya tulis pada artike ini, pengunjung sangat ramai dan tidak terkontrol pada hari pertama. Akan tetapi karena evaluasi yang cukup matang, pada hari kedua CF 15, hal ini bisa dihindari.
Saran dari saya mungkin untuk acara CF kedepannya, persiapkan segala hal lebih matang lagi. Seleksi untuk volunteer dan staff juga bisa dilakukan agar kesuksesan acara bisa terjadi.
Yang terakhir, harapan yang saya utarakan mungkin lebih personal. Namun saya harap CF akan terus menjadi acara tahunan yang besar dan patokan para seniman di Indonesia untuk berkarya. Tak lupa untuk memberikan semangat untuk para seniman di Indonesia agar terus semangat. Para penggemar animanga juga mesti terus memberikan semangat para seniman dengan menghargai dan membeli karya-karyanya. Akhir kata, sampai ketemu di CF 16 ya!