Pengadilan Distrik Tokyo Jepang memerintahkan 2 agensi periklanan, MM Lab dan Global Net, untuk membayar denda 11 juta yen karena terlibat dengan Mangamura.
Pendadilan Jepang memberikan sanksi denda karena 2 agensi memasang iklan di situs pembajakan manga berbahasa Jepang, Mangamura.
Pencipta manga Ken Akamatsu (Love Hina, Negima!, UQ Holder!) mengajukan gugatan terhadap kedua agensi itu. Ia mengklaim bahwa manganya telah masuk situs tersebut secara ilegal di Mangamura.
Pengacaranya menyatakan bahwa ini adalah pertama kalinya sebuah agensi periklanan bertanggung jawab atas pembajakan manga.
Hakim Kouichi Tanaka memutuskan bahwa ketika Mangamura melanggar hak cipta melalui pembajakannya, agensi yang membayar biaya iklan kepada operator situs web juga membantu pelanggaran hak cipta.
Ia juga menemukan bahwa penjualan manga Akamatsu telah menurun karena pembajakan di situs Mangamura.
Pengadilan Distrik Fukuoka menjatuhkan vonis bersalah pada 30 Juni kepada Romi Hoshino, alias Zakay Romi.
Zakay Romi merupakan tersangka administrator Mangamura, atas tuduhan pelanggaran hak cipta dan menyembunyikan hasil kriminal.
Pengadilan menjatuhi Hoshino yang berusia 29 tahun dengan hukuman 3 tahun penjara. Beserta denda 10 juta yen dan denda tambahan 62 juta yen.
Denda tambahan 62 juta Hoshino adalah pendapatan dari situs yang masuk ke rekening bank asing.
Seorang perwakilan dari Shueisha mengadakan konferensi pers setelah keputusan itu. Dan menyatakan mereka percaya hukuman itu tepat, dan berharap keputusan itu akan berfungsi sebagai pencegah.
Perwakilan itu juga mengatakan, “jika karya-karya yang telah diberikan kepada mereka semua untuk dibuat diberikan secara gratis, itu merusak fondasi untuk penciptaan karya-karya menarik.”
Kronologi Mangamura
Di sisi lain situs Mangamura mulai aktif pada tahun 2016. Pihak berwenang Jepang mengungkapkan pada Mei 2018 bahwa mereka secara aktif menyelidiki Mangamura setelah Kodansha dan penerbit lainnya mengajukan pengaduan pidana ke departemen kepolisian pada musim panas hingga musim gugur 2017.
Pemerintah Jepang secara resmi meminta penyedia layanan internet di Jepang untuk memblokir akses ke tiga situs web manga bajakan termasuk Mangamura pada April 2018.
Situs bajakan Mangamura kemudian terblokir sepenuhnya pada 17 April 2018.
Namun, surat kabar Asahi Shimbun melaporkan pada hari yang sama bahwa situs tersebut tidak tutup karena pemblokiran situs dari penyedia layanan Internet.
Menurut informasi dari penyedia layanan internet, melakukan aktivitas tindakan itu tidak mungkin selain orang dari administrator situs.
Hoshino tinggal di Filipina pada 2019, dan Biro Imigrasi Filipina membawanya ke tahanan pada Juli tahun itu, dan membawa ke Jepang pada September tahun yang sama.
Polisi juga menangkap seorang pria lain yang diduga terkait Mangamura bernama Wataru Adachi pada Agustus 2019, serta seorang pria berusia 26 tahun bernama Kōta Fujisaki, dan seorang wanita berusia 24 tahun bernama Shiho Itō.
Laporan kedua orang tersebut berasal dari teman Hoshino. Fujisaki mengaku bersalah, sementara Itō mengaku tidak bersalah dalam dakwaan mereka pada September 2019.
Menurut Content Overseas Distribution Association (CODA) Jepang, antara September 2017 dan Februari 2018, pengguna mengakses Mangamura sekitar 620 juta kali.
Asosiasi tersebut memperkirakan bahwa ini menyebabkan fraud senilai 319,2 miliar yen kepada pemegang hak cipta di Jepang selama waktu itu.